Abah hari ini aku merindukanmu,
sungguh … sangat merindukanmu. Seperti hari-hari kemarin dan terus sampai mati
aku akan selalu merindukanmu … selalu
Abah lihatlah ini aku anakmu…
tidakkah engkau ingat, mereka pernah berkata anakmu yang satu ini beda. Yahh
anakmu yang satu ini memang berbeda dengan dengan ke enam anakmu yang lainnya.
Dan aku pun mengakui memang aku berbeda, bahkan sangat berbeda, tapi aku suka
abah.
Abah tidakkah engkau tahu, anakmu
yang
berbeda ini tak ubahnya seperti anak-anak yang lain yang telah terlahir
dimuka bumi ini. Tetapi mungkin ada satu yang membuatnya disebut oleh
kebanyakan dari mereka berbeda. Mimpi … yahh itulah yang membedakannya dengan
anak-anak yang lain.
Yahh sedari dulu dia memang
mempunyai mimpi yang jika dia ucapkan tentang mimpinya itu pada seseorang
ataupun orang ramai membuat orang yang mendengar akan mengernyutkan dahinya
bahkan tidak sedikit yang menertawakannya, bahkan dengan terbahak-bahak. Apakah
itu pertanda kalau mimipi anakmu terlalu tinggi, indah dan sempurna. Abah
walaupun mereka tidak menghiraukan mimipiku tetapi aku tetap suka dan yakin
akan mimipiku. Karena Alloh Maha Berkehendak atas segala sesuatu, dan bukankah
tidak ada yang mustahil bagi Nya.
Abah lihatlah anakmu sekarang
.. kini telah jauh berbeda. Lihatlah …
inilah anakmu. Sekarang dia tidak seperti dulu, ketika kepalan tangannya masih kuat tercipta, sorot matanya yang
tajam menembus kegelapan. Ketika dia berpikir untuk dunia yang belum pernah
datang. Dia, seorang pemuda terus bergerak dan berfikir. Disaat pikirannya
bergerak, dia kembali teringat pada lima perkara yang akan datang sebelum lima
perkara. Sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, lapang
sebelum sempit dan hidup sebelum mati.
Dulu
ketika dia masih memiliki kepalan tangan, sorot mata yang tajam dan mampu
berfikir untuk dunia yang belum pernah datang. Terfikir olehnya untuk mengubah
dunia yang sampai kini setia memberikan sedikit tempat untuk kakinya berpijak
sekaligus memberikan ruang untuk geraknya. Dia curahkan segala fikiran serta
tenaganya untuk mengubah dunia bagaimana agar dunia mau tunduk dan sujud
kepada_Nya. Tapi ternyata dunianya pun tak kunjung berubah. Dunia masih dalam
cengkeraman hegemoni adi daya satu bangsa. Dunianya belum mampu membebaskan
tanah palestina yang direnggut paksa oleh tangan tangan najis zionis Israel. Mereka
yang telah membunuh bocah bocah mungil
dengan mata tetap terbuka sempurna. Saat wajah mungil itu masih
tersenyum, timah panas membalas senyuman polos itu dengan kengerian. Mereka
mencoba menghapus masa ceria bocah yang tanpa dosa itu. Tidak ada lagi tawa,
canda dan seloroh kekanak kanakkan. Kini mereka mengubur bangkai bocah bocah
itu didalam liang yang sangat dalam. Dengan demikian dunia tidak bisa
melihatnya dan dia bisa terlelap tidur bahkan bermimpi. Saat mereka mencuci
darah, para ibu menangis hingga tak ada setetes airmata pun yang mampu
membasahi pipi mereka yang telah kering. Tidak ada ranjang tempat bersembunyi
dikolongnya dan tidak ada lemari tempat bersembunyi didalamnya. Namun mereka
tidak memerlukan kolong ranjang dan
lemari untuk bersembunyi didalamnya, karena merekalah pencetak para syuhada
syuhada hingga batu berbicara. Itulah dunianya, yang tak kunjung berubah.
Dan
setinggi itulah dulu mimpi anakmu abah.
Dan
… lihatlah aku sekarang abah. Mimpiku tak setinggi dulu
Abah
… dengarkanlah. Kini mimpiku sederhana, sangat sederhana dan memang terlihat
sangat sederhana tapi inilah mimpi yang sempurna bagiku abah.
Abah
… aku hanya ingin menyelamatkan diriku dan keluargaku dari siksa api neraka.
Bagaimana abah ?? sederhana bukan mimpiku sekarang. Yahh memang mimpi yang
sangat sederhana dibanding ketika aku masih muda, dulu.
Namun
bukankah seperti inilah sebenar-benarnya mimpi yang sempurna abah ? iyaaaakan??
Bagaimana mungkin kita menyangkal kalau itu bukan mimpi yang sempurna. Bukankah
disetiap do’a, kita selalu memohon agar dijauhkan dari siksa api neraka dan
dimasukkan kedalam surga Nya .. ?? iyaaaaa kan??. Abah siapapun pasti berharap
dan ingin masuk kedalam surga Nya, bahkan orang-orang kafir sekalipun
menginginkan masuk ke dalam surga Nya. Iyaaa kan? Sempurna bukan mimpi anakmu
sekarang abah.
Abah…
Masihkah
ingin mendengar ceritaku yang lain
Abah
lihatlah aku sekarang…
Ingatkah
dulu ketika abah selalu menanyakan kepadaku dan juga hampir kesemua teman-teman
yang datang kerumah…”Araf tah durung bati-bati” itu ucapmu. terlihat jelas kau
ingin sekali melihat cucumu yang terlahir dari buah pernikahanku. maafkan
anakmu abah, jika telah membuatmu terlalu lama menunggu.
Namun
aku tetap bersyukur 3 hari sebelum kepergianmu akhirnya terdengarlah kabar
bahagia untukmu dariku anakmu.
Alhamdulillah
istriku positif dan kau pun terlihat tak sanggup menahan air matamu, tangismu
terbalut indah dengan senyum dibibirmu yang tak lagi sesempurna dulu, tapi
tetap terlihat manis bagiku.
Abah
lihatlah…
Kini
hampir sempurna kebahagiaanku di dalam pernikahanku…
Saat
ini ada dua “ malaikat” kecil yang selalu menantikan kepulanganku.
Abah…
terima kasih
Banyak
hal yang kau ajarkan kepadaku
Memang
kau tidak banyak berkata-kata
Tetapi
kau tunjukkan dengan bukti kasih sayangmu dengan nyata…
Abah…
terima kasih
Kau
telah memahamkan kepadaku tentang arti sebuah mimpi sederhana namun sempurna.
Begitulah
caramu mengajariku…
Abah…terima
kasih untuk semuanya. Baktiku memang belum seberapa, mungkin anakmu lebih
sering melelahkanmu dibanding melegakan
perasaanmu.
Abah
…maafkan anakmu..
Dulu
dia hanyalah anak muda yang hampir kehilangan arah, namun Alhamdulillah lihatlah
dia sekarang mulai berkarya walaupun bukan karya yang luar biasa tetapi
lihatlah dia bahagia bahkan sangat bahagia dengan karyanya yang masih biasa.
Abah…percayalah
Takkan
pernah kepala ini terangkat didalam sujud panjang malam-malamku kecuali telah terucap
do’a untukmu.
Abah…
aku sangat merindukanmu
Sungguh
sangat merindukanmu
Abah
sudah dulu ya…
Dan
jangan pernah bosan untuk mendengarkan kelanjutan cerita dari anakmu, Yasir
Arafat dengan mimpi sederhananya yang hampir sempurna.
I
miss u abah… always and will be .
Semoga
kelak Alloh mengumpulkan kita semua di Surga Nya…
Amin
ya Robbal ‘Alamiin … bersambung In sya Alloh
Bismillah. Afwan antum lg curhat sama siapa? Kata Abu Muhammad abah antum udh meninggal dunia. Bukankah orang yg sudah mati tidak bisa mendengar apalagi membaca tulisan antum? Yg sangat dibutuhkan abah antum adalah do'a dari antum sbg anak. Wallohu a'lam
BalasHapusاِ نْ شَآ ءَ اللّه
BalasHapusDo'a ku tak kan terputus untuknya
Adapun tulisan ini ungkapan perasaanku saja ..
Bukan memintanya untuk mendengarkan apalagi membaca tulisanku ..
Ini hanyalah bahasa dalam sebuah karya ..
Dan masing2 pembaca тι∂αк akan selalu sama dalam menginterpretasikan sebuah karya
باركالله فيكم